SIARNUSANTARA.ID – Sebagai upaya mendukung visi besar Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk mengentaskan kemiskinan secara sistematis, Kementerian Sosial di bawah kepemimpinan Menteri Saifullah Yusuf mengambil langkah strategis melalui pengembangan program Sekolah Rakyat. Program ini bukan sekadar layanan pendidikan, melainkan investasi sosial negara dalam membangun generasi emas Indonesia 2045.
“Sekolah Rakyat adalah cara revolusioner untuk memutus transmisi kemiskinan antar generasi. Kami tidak hanya bicara soal pendidikan gratis, tapi menciptakan ekosistem asrama yang mendukung gizi, kesehatan, pem
bentukan karakter, hingga penguatan mental anak-anak dari keluarga miskin,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf dalam wawancara ber
sama Siar Indonesia.
Sekolah Rakyat hadir untuk mengatasi realitas, bahwa kemiskinan sering kali diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tingkat pendidikan rendah orang tua, lingkungan yang tidak kondusif, serta tekanan ekonomi menjadi alasan utama anak-anak dari keluarga miskin sulit melanjutkan pendidikan.
Dengan sistem berbasis asrama 24 jam, anak-anak dididik dalam lingkungan yang aman dan mendukung, jauh dari budaya dan kebiasaan yang memiskinkan. “Kita lakukan culture reset. Mereka dibentuk sebagai agen perubahan, untuk nanti kembali ke keluarga dan lingkungannya membawa perubahan positif,” kata Gus Ipul, sapaan akrab Menteri Sosial.
Tidak hanya anak-anak, orang tua mereka juga dilibatkan dalam program pemberdayaan, agar transformasi ekonomi dan sosial bisa berjalan beriringan. Tahap pertama Sekolah Rakyat akan dilaksanakan di 53 titik strategis di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Lokasi ini mencakup sentra-sentra sosial, pusat pelatihan, hingga perguruan tinggi
dan fasilitas pemerintah daerah seperti: Sentra Handayani Jakarta, Sentra Wyataguna Bandung, Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi,Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Solo dan Yogyakarta.
Ada juga Poltekesos Bandung, UIN Sumatera Utara, Universitas Negeri Surabaya. Kemudian, Gedung eks Kantor Bupati Pasuruan, Balai Diklat Licin Banyuwangi. Seluruh lokasi saat ini sedang dalam tahap finalisasi sarana dan prasarana.
“Kami pastikan semua fasilitas layak dan siap menampung siswa dengan baik,” tambah Gus Ipul.
Selain 53 titik awal, program Sekolah Rakyat akan terus diperluas dalam tahap 2, 2b, dan 3, yang mencakup lebih dari 342 lokasi tambahan. Proses verifikasi kelayakan tanah dan kesiapan pemerintah daerah telah dilakukan secara intensif. Kerjasama lintas sektor dengan pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan lembaga pelatihan menjadi kekuatan utama dalam implementasi program ini.
“Program ini bukan hanya kerja Kemensos. Ini adalah kerja bersama bangsa. Kita butuh sinergi semua pihak untuk memastikan setiap anak dari keluarga miskin punya akses terhadap masa depan,” jelasnya.
Saifullah Yusuf juga menekankan bahwa Sekolah Rakyat adalah lebih dari sekadar tempat belajar. Ini adalah tempat untuk membangun mimpi, karakter, dan masa depan. “Disinilah kami membentuk generasi muda yang cerdas, mandiri, dan punya jiwa kepemimpinan.
Mereka akan menjadi penggerak perubahan, dan kelak menjadi pemimpin di komunitasnya,” tutur Gus Ipul.
Dengan pendekatan holistik ini, Sekolah Rakyat diharapkan menjadi salah satu pilar utama dalam strategi pengentasan kemiskinan nasional, membentuk anak-anak Indonesia yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara moral dan sosial.
Melalui pendidikan yang terstruktur, pemberdayaan keluarga, dan dukungan lintas sektor, Sekolah Rakyat diharapkan mampu menghentikan siklus kemiskinan yang menjerat jutaan keluarga Indonesia selama ini. Dan
lebih dari itu, menjadikan pendidikan sebagai alat keadilan sosial yang sesungguhnya yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa.
