Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Ekonomi

MENUJU JAKARTA KOTA GLOBAL, PASAR JAYA DORONG TRANSFORMASI PASAR TRADISIONAL

×

MENUJU JAKARTA KOTA GLOBAL, PASAR JAYA DORONG TRANSFORMASI PASAR TRADISIONAL

Sebarkan artikel ini

Perumda Pasar Jaya terus mengembangkan perubahan pasar tradisional sebagai tulang punggung ekonomi rakyat di era modern. Harapannya, transformasi ini bisa menjadikan pasar tradisional sebagai simbol kemandirian ekonomi, keberlanjutan, dan kemajuan Jakarta sebagai kota global.

Siarnusantara.id – Sebagai upaya mewujudkan peran strategis pasar tradisional sebagai pusat ekonomi rakyat yang modern, tertib, dan berkelanjutan, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya terus menggulirkan langkah-langkah transformasional di berbagai lini pengelolaan pasar. Langkah-langkah transformasi tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Utama Pasar Jaya, Agus Himawan Widiyanto, dalam wawancara eksklusif dengan Siar Nusantara belum lama ini.

“Transformasi ini kami rancang sebagai bagian dari kontribusi Pasar Jaya dalam mendukung Jakarta sebagai kota global. Kami tidak hanya berbicara soal pembangunan fisik, tetapi juga transformasi tata kelola, digitalisasi, serta inklusi sosial bagi pelaku ekonomi rakyat,” ujar Agus meyakinkan.

Salah satu pilar utama dalam transformasi yang bisa dirasakan langsung yakni terkait revitalisasi pasar tradisional secara menyeluruh. Perumda Pasar Jaya memperbaiki infrastruktur pasar, meningkatkan sanitasi, serta menata ulang area dagang. Langkah ini tidak hanya menghadirkan kenyamanan bagi pengunjung, tetapi juga mendongkrak daya saing pasar tradisional di tengah gempuran pusat perbelanjaan modern.

“Tahun 2025, kami menargetkan revitalisasi atau pembangunan baru terhadap 20 pasar di DKI Jakarta,” jelas Agus. Dari target tersebut, saat ini lima pasar telah selesai dibangun, empat pasar sedang dalam tahap konstruksi, dan sebelas pasar lainnya tengah menjalani proses persiapan, mulai dari perencanaan teknis hingga kajian kelayakan.

Langkah revitalisasi ini tidak hanya memperbaiki secara fisik, namun juga menata ulang zonasi pedagang, memodernisasi fasilitas umum, serta meningkatkan aksesibilitas dan kebersihan lingkungan pasar. “Dengan demikian, meski tak menambah jumlah pasar baru, kualitas layanan dan infrastruktur terus kami tingkatkan untuk mendukung ketahanan pangan dan ekonomi daerah,” tambahnya.

Transformasi yang dijalankan Pasar Jaya tidak dapat berdiri sendiri. Karena itu, perusahaan ini terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak.

Sebagai bagian dari komitmen transformasi layanan, Pasar Jaya secara aktif juga tengah mengembangkan digitalisasi sistem pengelolaan pasar. Salah satu terobosan utamanya yang bisa dirasakan, terkait penerapan sistem pembayaran digital berbasis QRIS yang terientgrasi dengan lembaga perbankan. Inisiatif ini menyasar pedagang dan pengunjung pasar guna mempermudah
transaksi, meningkatkan akuntabilitas, serta mendorong perluasan inklusi keuangan, terutama bagi pelaku UMKM.“Dengan sistem digital, kami ingin transaksi menjadi lebih cepat, transparan, dan aman. Ini juga cara kami untuk mendorong pelaku pasar agar siap menghadapi era ekonomi digital,” terang Agus bangga.

Dalam mendukung keberlanjutan, Pasar Jaya juga membangun fasilitas pengelolaan sampah mandiri di sejumlah lokasi pasar. Ini merupakan bagian dari strategi keberlanjutan lingkungan yang menjadi perhatian penting dalam pembangunan pasar modern. “Kami ingin pasar tidak hanya menjadi tempat jual beli, tetapi juga bagian dari ekosistem kota yang sehat dan ramah lingkungan,” tegas Agus.

Pasar Jaya juga mengambil peran aktif dalam penataan Pedagang Kaki Lima (PKL), namun dengan pendekatan yang humanis dan solutif. Kata Agus, keberadaan PKL merupakan bagian tak terpisahkan dari dinamika ekonomi kota, sehingga dalam proses penertiban selalu diawali dengan sosialisasi dan komunikasi langsung kepada pedagang yang terdampak.

“Kami berikan pemahaman dan solusi, bukan hanya larangan. Salah satunya dengan menawarkan Tempat Usaha (TU) kosong di dalam pasar yang dikelola sebagai alternatif tempat berjualan,” jelasnya. Dengan cara ini, Pasar Jaya tidak hanya menata kota menjadi lebih tertib, tetapi juga menjaga keberlanjutan usaha mikro dan kecil.

dilihat di kawasan Pasar Petojo Ilir, di mana terjadi kolaborasi antara pemerintah kelurahan dan Pasar Jaya untuk mengajak PKL berjualan secara resmi di dalam area pasar. Langkah ini dilakukan secara persuasif, mencegah gesekan sosial, dan meningkatkan keteraturan lingkungan.

Diyakini Agus, transformasi yang dijalankan Pasar Jaya tidak dapat berdiri sendiri. Karena itu, perusahaan ini terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari instansi pemerintah, lembaga keuangan, hingga organisasi masyarakat. Kolaborasi tersebut mencakup penataan pasar, pengelolaan sampah, hingga pengembangan sistem digital pasar. “Kolaborasi adalah kunci untuk menghadirkan pasar rakyat yang inklusif dan berkelanjutan. Kami terbuka untuk bersinergi demi kemajuan bersama,” pungkas Agus. (Jay)

Pasar Jaya juga mengambil peran aktif dalam penataan Pedagang Kaki Lima (PKL), namun dengan pendekatan yang humanis dan solutif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *