Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Regional

Komitmen Kota Bandung Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Mencegah PTM

×

Komitmen Kota Bandung Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Mencegah PTM

Sebarkan artikel ini

Siarnusantar.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengumumkan rencana untuk menciptakan lingkungan pangan yang lebih sehat di sekolah, sejalan dengan peraturan nasional yang membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak.

Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Kota Bandung dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan mencegah penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker-serta cedera sebagai bagian dari kolaborasi dengan Partnership for Healthy Cities, jaringan internasional terkemuka beranggotakan 74 kota yang berkomitmen untuk menyelamatkan hidup melalui pencegahan penyakit tidak menular.

“Penyakit tidak menular seperti diabetes, jantung, kanker, dan yang lainnya tidak datang tiba-tiba. Lingkungan dan gaya hidup kitalah yang menjadi penyebab utama hal tersebut bisa terjadi, termasuk kualitas makanan yang dapat diakses masyarakat. Untuk itu kita perlu memastikan adanya kemudahan akses untuk mendapatkan makanan yang sehat, dan bijak dalam mengonsumsi gula, garam, dan lemak,” tutur Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan.

“Mudah-mudahan ikhtiar yang kita lakukan ini dapat membantu upaya meminimalisir risiko warga Bandung terkena penyakit tidak menular seperti jantung, diabetes, kanker, dan yang lainnya. Program ini jelas merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mewujudkan Bandung UTAMA, unggul, terbuka, amanah, maju, dan agamis,” imbuhnya.

Kota Bandung tengah menghadapi tantangan gizi yang kompleks. Di satu sisi, kekurangan gizi dan stunting masih menjadi perhatian, sementara di sisi lain, prevalensi obesitas juga terus meningkat.

“Berdasarkan data skrining kesehatan dari Website Sehat Indonesiaku (WSI) tahun 2024, secara keseluruhan 30% masyarakat Kota Bandung mengkonsumsi gula, garam, dan lemak secara berlebihan. Selain itu, hampir sepertiga penduduk Kota Bandung yang berusia 15 tahun ke atas mengalami obesitas. Jika tidak kita cegah lebih lanjut, angka ini tentunya akan terus meningkat, oleh karena itu program ini jelas memainkan peran yang penting untuk membantu masyarakat hidup lebih sehat lagi,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian.

Selain data yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, skrining kesehatan anak sekolah jenjang SD hingga SMA sederajat pada tahun ajaran 2023–2024 mengungkapkan bahwa 22.381 siswa (5,98%) tercatat mengalami gizi lebih, dan 8.560 siswa (2,25%) mengalami obesitas.

Untuk merespon situasi tersebut, Pemerintah Kota Bandung meluncurkan inisiatif yang fokus pada pembentukan lingkungan pangan yang lebih sehat, dimulai dari sekolah. Program ini sejalan dengan Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 6 Tahun 2025 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, yang bertujuan menerapkan pola hidup sehat sebagai bagian dari solusi jangka panjang untuk berbagai tantangan kesehatan.

Sebagai tahap awal, program ini akan dilaksanakan di lima Sekolah Dasar (SD) sebagai proyek percontohan dan akan menjangkau sekitar 3.510 siswa.
Sekolah Dasar (SD) dipilih sebagai fokus awal program karena kebiasaan makan sehat yang ditanamkan sejak dini memiliki potensi besar untuk membentuk perilaku keluarga dan komunitas secara lebih luas. Ke depan, program ini direncanakan akan diperluas ke tingkat universitas dan tempat kerja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *