SIARNUSANTARA.ID – Pengentasan kemiskinan kini dilakukan dengan pendekatan yang lebih terarah, terpadu, dan berkelanjutan, tidak lagi semata-mata mengandalkan perlindungan sosial, tetapi lebih mengedepankan pemberdayaan.
Dalam rangka menjalankan amanat Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2023 tentang Optimalisasi Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, Kementerian Sosial (Kemensos) di bawah kepemimpinan Saifullah Yusuf menggulirkan sejumlah langkah strategis yang berbasis data, kolaboratif, dan menyentuh akar persoalan sosial.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan, pengentasan kemiskinan kini dilakukan dengan pendekatan yang lebih terarah, terpadu, dan berkelanjutan, tidak lagi semata-mata mengandalkan perlindungan sosial, tetapi lebih mengedepankan pemberdayaan. “Paradigma kita kini berubah, dari proteksi ke pemberdayaan. Masyarakat miskin tidak hanya dibantu,
tetapi didorong untuk mandiri,” ujar Saifullah Yusuf kepada Siar Indonesia.
Dalam upaya menghapus kemiskinan ekstrem, Kemensos mengemban tujuh penugasan kunci, di antaranya: Pemutakhiran data penerima manfaat untuk membentuk Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Penyaluran bantuan sosial berbasis hasil asesmen lapangan. Pengelolaan data kondisi sosial-ekonomi penerima manfaat. Pembentukan dan operasionalisasi Sekolah Rakyat berasrama.Penyusunan kurikulum berbasis pendidikan formal dan karakter. Penyediaan sarana dan prasarana penunjang Sekolah Rakyat serta pembentukan tim formatur sekolah rakyat.
DTSEN menjadi dasar baru penyaluran bantuan sosial yang lebih tepat sasaran. Untuk membentuknya, Kemensos mengintegrasikan DTKS, Regsosek, dan P3KE, yang dipadankan dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Bahkan, pemutakhiran dilakukan melalui dua jalur: jalur formal pemerintah dan jalur partisipatif dari masyarakat. Program-program unggulan seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Program Sembako, dan Rumah Sejahtera Terpadu (RST) tetap menjadi ujung tombak bantuan sosial. Di sisi pemberdayaan, Kemensos menjalankan Program ATENSI untuk penyandang disabilitas dan lansia, Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, serta Program Sosial Ekonomi bagi keluarga miskin agar
bisa naik kelas secara mandiri.
Salah satu inovasi unggulan Kemensos adalah Sekolah Rakyat, sebuah konsep pendidikan berasrama yang tidak hanya fokus pada pembelajaran formal, tetapi juga pembentukan karakter, kesehatan, dan gizi. Anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem akan dibina dalam lingkungan yang sehat dan berkualitas selama 24 jam, untuk memutus mata rantai kemiskinan antargenerasi. “Ini adalah investasi sosial jangka panjang. Sekolah Rakyat bukan sekadar sekolah, tetapi tempat membentuk agen perubahan untuk masa depan Indonesia,” jelas Gus Ipul.
Berdasarkan data BPS per September 2024, tingkat kemiskinan di Indonesia turun menjadi 8,57%, dari sebelumnya 9,36% pada Maret 2023. Namun, tantangan besar masih ada. Sebanyak 74,51% kepala keluarga miskin ekstrem hanya berpendidikan SD ke bawah, dan mayoritas bekerja secara informal di sektor pertanian.
Untuk itu, target Kemensos tahun 2025 mencakup, meningkatkan kesejahteraan sosial dan indeks IKESOS.Mempercepat graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Menyele saikan pembangunan dan operasional Sekolah Rakyat Tahap 1 dan 2 dan mengoptimalkan DTSEN sebagai basis utama penyaluran bantuan sosial.
Di sisi lain, Kemensos juga telah membangun kolaborasi strategis dengan berbagai pihak, seperti BUMN, lembaga filantropi (Baznas, Lazismu, Kitabisa), serta kementerian/ lembaga lain. Tujuannya adalah memperluas
cakupan program, meningkatkan partisipasi publik, serta memperkuat transparansi dan akuntabilitas penyaluran bantuan. “Pengentasan kemiskinan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi kolaborasi semua elemen bangsa,” tutup Menteri Sosial.