Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Politik

Di Balik Niat Mulia: Kontroversi Rencana Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia

×

Di Balik Niat Mulia: Kontroversi Rencana Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia

Sebarkan artikel ini
Di Balik Niat Mulia: Kontroversi Rencana Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia

siarnusantara.id,. – Presiden Prabowo menyatakan kesiapan Indonesia evakuasi warga Gaza menampung dengan 1.000 warga sebagai tahap awal, termasuk korban luka, anak yatim, dan pelajar dengan syarat.

Pemerintah Indonesia meningkatkan upaya diplomatik dan kemanusiaan di Timur Tengah, khususnya menyikapi situasi terkini di Palestina. Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki, PEA, Mesir, Qatar, dan Yordania untuk membahas perkembangan geopolitik dan isu kemanusiaan di kawasan tersebut.

“Syaratnya adalah semua pihak harus menyetujui hal ini. Kedua, mereka di sini hanya sementara sampai pulih kembali, dan pada saat pulih dan sehat kembali, serta kondisi Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka berasal,”  kata Prabowo jelang lawatan ke kawasan Timur Tengah dan Turki di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Rabu (9/4/2025).

Dasar Pertimbangan Indonesia

Prabowo menjelaskan alasan Indonesia mengambil inisiatif ini:

1. Populasi muslim terbesar dunia (242,7 juta jiwa)

2. Posisi sebagai negara non-blok yang netral

3. Tanggung jawab moral sebagai anggota masyarakat internasional

“Posisi ini membuat kita memang memiliki tanggung jawab. Karena itu saya sampaikan bahwa Indonesia siap bila diminta oleh semua pihak yang terlibat untuk berperan kami siap, berperan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan Indonesia,” tegas Prabowo.

Pernyataan Resmi Kemlu

Menteri Luar Negeri Sugiono menekankan prinsip dasar Indonesia.

“Dari awal juga kami sudah menyampaikan dari Kementerian Luar Negeri bahwa Indonesia tidak setuju dengan upaya relokasi paksa warga Gaza under any pretext, dalam bentuk apa pun. Semua ini dilakukan harus sukarela dan dengan persetujuan dari semua pihak yang ada di Palestina,”  ujar Sugiono.

Lebih lanjut, Sugiono juga menambahkan niat kemanusiaan Indonesia melalui evakuasi warga Gaza.

“Kita siap jika dibutuhkan untuk menampung korban-korban luka, anak yatim, kemudian anak-anak, pelajar-pelajar untuk dirawat di Indonesia dan pada saatnya mereka juga harus kembali ke Gaza,” katanya.

Kontroversi dan Kritik

Rencana ini menuai kritik karena dikhawatirkan:

– Menjadi alat legitimasi pendudukan Israel

– Terkait wacana relokasi Trump Januari 2025

– Berpotensi mengubah demografi Palestina

Sebelumnya, tim transisi Trump sempat mengungkap rencana kontroversial relokasi warga Gaza ke beberapa negara, termasuk Indonesia, sebagai bagian dari “pembangunan kembali” Gaza pasca gencatan senjata Hamas-Israel 19 Januari 2025.

Berdasarkan pemberitaan NBC, Indonesia merupakan salah satu negara yang dipertimbangkan untuk menjadi lokasi tujuan relokasi.

Namun, menurut laporan NBC, banyak pihak meyakini bahwa relokasi ini hanya kedok Israel untuk mengusir warga Palestina. Mereka curiga nantinya Israel tak mengizinkan lagi warga Gaza kembali ke tanah airnya.

Banyak warganet menginterpretasikan inisiatif Prabowo evakuasi warga Gaza sebagai bentuk “lobi halus” terhadap pemerintahan Trump. Spekulasi ini muncul menyusul pengumuman AS tentang tarif resiprokal 32% untuk produk Indonesia yang sempat ditangguhkan.

Trump memang menangguhkan keputusan tersebut, tapi Prabowo dianggap masih perlu menawarkan sesuatu kepada AS agar posisi Indonesia aman sampai keputusan benar-benar final.