siarnusantara.id,. – Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) sedang mempertimbangkan untuk melaporkan dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang menimpa Soleh Darmawan, pekerja migran asal Indonesia yang meninggal di Kamboja pada Kamis (3/3/2025).
Respons Menteri P2MI
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding menyatakan pihaknya sedang mengevaluasi aspek hukum sebelum mengambil langkah lebih lanjut.
“Kalau celah hukumnya memungkinkan Kementerian P2MI mengadukan secara hukum, kami enggak masalah,” ungkap Karding.
Karding mengakui keterbatasan pemahamannya tentang prosedur hukum.
“Saya ini enggak ahli hukum, jadi nanti saya tanya ke ahlinya dahulu,” katanya
Hingga kini, sekitar 80.000 warga negara Indonesia (WNI) berada di Kamboja. Mereka diduga terlibat dengan perusahaan operator judol.
Baik Soleh maupun WNI lain di Kamboja, Karding menolak menyebutnya sebagai pekerja migran. Sebab, mereka bekerja di sana menggunakan visa kerja single entry. Pada saat bersamaan, Indonesia tidak menjalin hubungan formil dengan Kamboja untuk mengakomodasi pekerja migran Indonesia.
Koordinasi dengan Keluarga Korban
Kementerian akan berkoordinasi dengan keluarga Soleh sebelum memutuskan untuk melapor ke polisi. Karding menjelaskan jika keluarga ingin selidiki akan dibantu.
“Kalau keluarga menginginkan itu diselidiki lebih jauh, lebih dalam, misalnya autopsi kami akan bantu,” ucap Karding.
Klariifikasi Dugaan Perdagangan Organ
Meskipun beredar kabar tentang dugaan perdagangan organ, Karding menyatakan berdasarkan observasi tidak menemukan bukti.
“Berdasarkan observasi pihak keluarga dan aparat, tidak ditemukan luka baru maupun bekas jahitan yang menunjukkan pengambilan organ,” tuturnya.
Upaya Pelacakan Pelaku
P2MI telah berusaha melacak Serli, perempuan yang diduga merekrut Soleh untuk bekerja di Kamboja.
“Yang bersangkutan tidak berada di rumahnya,” ucapnya.
Kronologi Terakhir Sebelum Meninggal
Menteri Karding menjelaskan bahwa awalnya Soleh ditawari pekerjaan sebagai koki di Thailand oleh tetangganya. Soleh kemudian tergiur dengan tawaran upah yang tinggi dan memutuskan untuk berangkat ke Thailand.
“Jadi tawarannya ke Thailand, berangkatnya ke Kamboja, menggunakan visa kerja single entry. Beberapa hari setelah tiba, Soleh sempat memberi kabar dia telah mulai bekerja,” kata Menteri Karding.
Pada 2 Maret 2025, ibu Soleh, Diana, sempat melakukan panggilan video dan melihat kondisi anaknya.
“Soleh hanya duduk membisu dan tidak menanggapi omongannya. Wajah pemuda 24 tahun itu pucat dan kepalanya terus menunduk,” ujar Diana.
Pada 3 Maret 2025, Soleh dinyatakan meninggal dunia saat dalam perjalanan ke rumah sakit diduga akibat perdarahan di saluran pencernaan.