menalar.id,. – Muhammadiyah akan segera memiliki bank syariah sendiri dalam waktu dekat. Haedar Nashir, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, menyatakan bahwa organisasi tersebut memang sedang merencanakan pendirian bank syariah.
Namun, ia menegaskan bahwa saat ini Muhammadiyah masih dalam tahap konsolidasi dengan salah satu bank syariah yang sudah ada untuk memastikan langkah ini berjalan dengan terarah.
“Kita perlu mengkonsolidasikan langkah ini agar dapat berkolaborasi dengan bank syariah yang sudah beroperasi. Pendirian bank syariah adalah proses yang panjang,” ujar Haedar Nashir dalam Rakornas Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang, pada Kamis (28 /2/2025).
Namun, keputusan apakah bank syariah Muhammadiyah akan terlaksana pada tahun 2025 masih belum pasti.
Sementara itu, Mukhaer Pakkanna, Wakil Ketua Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata (MEBP) PP Muhammadiyah, menegaskan bahwa pendirian ini merupakan amanat dari Muktamar Muhammadiyah sejak 2015 di Makassar.
“Sejak Muktamar di Makassar (2015), pendirian Bank Muhammadiyah sudah dideklarasikan dan tercantum dalam dokumen tanfidz. Ini adalah amanat dari para muktamirin, jadi bukan tanpa dasar,” ujarnya usai menghadiri Rakerwil LP-UMKM PWM Jatim.
Saat ini, Muhammadiyah sedang mengurus proses perizinan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK memberikan dua opsi merger beberapa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah milik Muhammadiyah. Muhammadiyah dengan aset ekonomi yang besar di berbagai sektor harus berani mengambil langkah konkret dalam memanfaatkan kekuatan ekonomi Muhammadiyah dengan lebih strategis.
Peluncuran MentariMart
PP Muhammadiyah juga meluncurkan MentariMart untuk memperkuat ekosistem ekonomi dan kemandirian organisasi tersebut melalui bisnis ritel modern. Peluncuran MentariMart terlaksana dalam Rakornas Ekonomi Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Jawa Timur, pada Rabu (26/2/2024).
Dalam amanatnya, Haedar Nashir mengajak warga Muhammadiyah dan umat Islam secara umum untuk maju secara ekonomi.
“MentariMart bukan sekadar bisnis ritel, tetapi wujud nyata Muhammadiyah dalam menggerakkan ekonomi berbasis kebersamaan, gotong royong, inklusif, dan pemberdayaan umat,” kata Haedar.
Haedar menekankan bahwa masyarakat harus melangkah progresif jika ingin maju di bidang ekonomi. Ia juga menyatakan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan berbasis ajaran Islam harus tetap menjadikan cara pandang Islam sebagai landasan visi bisnisnya.
Ia mencontohkan negara-negara seperti Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab yang berhasil membangun ekonomi melalui kerja sama dan memiliki pengembangan sumber daya.
Peluncuran MentariMart, kata Haedar, merupakan bagian dari visi besar Muhammadiyah untuk membangun kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.