Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Politik

Prabowo Disambut Mewah di Turki, Hasil Nyata Masih Dipertanyakan

×

Prabowo Disambut Mewah di Turki, Hasil Nyata Masih Dipertanyakan

Sebarkan artikel ini
Prabowo Disambut Mewah di Turki, Hasil Nyata Masih Dipertanyakan

siarnusantara.id,. – Presiden Prabowo Subianto menjalani kunjungan kenegaraan ke Turki pada Rabu-Kamis (9-10/4/2025) dan disambut secara megah oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Tiga helikopter tempur mengibarkan bendera Indonesia, sementara pasukan berkuda mengawal iring-iringannya menuju Istana Kepresidenan di Ankara.

Videotron besar di sepanjang jalan utama menampilkan wajah kedua pemimpin dengan ucapan selamat datang dalam dua bahasa, menunjukkan kehangatan hubungan kedua negara.

Namun, kemewahan penyambutan ini justru memunculkan pertanyaan apakah kunjungan tersebut akan menghasilkan kesepakatan yang konkret atau sekadar seremonial belaka.

Kunjungan Prabowo ke Turki merupakan balasan atas kunjungan Erdogan ke Jakarta pada Februari 2025. Meskipun demikian, publik masih belum melihat kejelasan mengenai capaian strategis dari pertemuan ini.

Dalam konferensi pers bersama Erdogan, Prabowo menyatakan bahwa Indonesia dan Turki sepakat memperluas kerja sama di bidang perdagangan, pertahanan, dan investasi. Kedua negara berencana mempercepat penyelesaian Preferential Trade Agreement (PTA) sebagai langkah awal menuju Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

Namun, hingga saat ini belum ada penjelasan rinci mengenai produk apa yang akan difasilitasi, hambatan perdagangan yang akan dihapus, atau bagaimana skema kerja sama ini akan berdampak langsung pada pelaku usaha Indonesia.

Di bidang pertahanan, Prabowo menyampaikan minat Indonesia untuk terlibat dalam pengembangan jet tempur generasi kelima Turki, “Kaan,” serta pembentukan perusahaan patungan di industri pertahanan, termasuk pembangunan kapal selam.

“Indonesia berkeinginan untuk ikut serta dalam kerja sama pengembangan jet tempur generasi ke-5 Kaan, dan juga pembangunan, pengembangan kapal selam bersama industri Turki,” ujarnya.

Namun, ambisi ini menuai skeptisisme dari pengamat, mengingat Indonesia masih menghadapi tantangan dalam proyek pertahanan lain seperti KF-21 bersama Korea Selatan, yang terkendala pembiayaan dan transfer teknologi.

Prabowo juga mengundang investor Turki untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek strategis Indonesia, seperti industri baterai, energi terbarukan, tekstil, dan infrastruktur kesehatan.

Namun, hubungan ekonomi kedua negara sejauh ini belum menunjukkan perkembangan signifikan. Nilai perdagangan bilateral masih jauh dari potensi maksimal, dan kerja sama di bidang teknologi serta pertahanan masih dalam tahap wacana.

Dalam pidatonya di Parlemen Turki, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia dan Turki untuk bersatu membela kepentingan dunia Islam, termasuk isu Palestina.

“Saya yakin Turki dan Indonesia dapat berbuat yang terbaik bagi umat di dunia,” katanya.

Namun, tanpa peta jalan yang jelas dan realisasi nyata, retorika seperti ini berisiko hanya menjadi slogan kosong. Kunjungan ini seharusnya menjadi momentum untuk menunjukkan arah kebijakan luar negeri yang terukur, bukan sekadar diplomasi seremonial tanpa hasil konkret.